Kamis, 02 Januari 2014

KETERKAITAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN ASUHAN KEBIDANAN DAN PENDOKUMENTASIAN SOAP



TOPIK                                   : MANAJEMEN KEBIDANAN
SUB TOPIK                          :
1.     KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
2.     PRINSIP MANAJEMEN KEBIDANAN
3.     PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN
4.     KETERKAITAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN ASUHAN KEBIDANAN DAN PENDOKUMENTASIAN SOAP



Objektif perilaku siswa
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan:
1.       Konsep manajemen kebidanan
2.       Prinsip manajemen kebidanan
3.       Proses manajemen kebidanan
4.       keterkaitan manajemen kebidanan dengan asuhan kebidanan dan pendokumentasian SOAP



PENDAHULUAN
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997; menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistemetis dan siklik.
Manajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.
Menurut buku 50 tahun IBI, 2007, manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Menurut DEPKES RI, 2005, manajemen kebidanan adalah metode pendejatan pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga, dan msyarakat.
Menurut Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN
            Seorang Bidan harus bisa membedakan antara beberapa pengertian berikut:
1.      Manajemen Kebidanan, adalah pendekatan yang dilakukan bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (IKATAN BIDAN INDONESIA, 2007).
2.     Asuhan kebidanan, adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah di bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana.
3.    Pendokumentasian kebidanan, Dokumentasi berisi dokumen/pencatatan yang memberi bukti dan kesaksian tentang sesuatu atau suatu pencatatan tentang sesuatu. Penyampaian berita/informasi/laporan tentang kesehatan/perkembangan pasien dilakukan dengan dua cara yaitu pencatatan dan pelaporan.
4.    Praktik kebidanan, adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
5.     Pelayanan kebidanan, adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Pelayanan kebidanan dibedakan menjadi:
a.       Layanan kebidanan primer, adalah pelayanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
b.       Layanan kebidanan kolaborasi, adalah layanan yang diberikan bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
c.       Layanan kebidanan rujukan, adalah layanan yang dilakukan bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun bersalin, atau layanan rujukan secara horisontal maupun vertikal ke profesi kesehatan lain untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin.
Dalam menerapkan manajemen kebidanan, seorang bidan harus lebih kritis dalam mengantisipasi diagnosis atau masalah yang mungkin muncul. Terkadang, bidan juga harus harus segera bertindak untuk menyelesaikan masalah terntu atau mungkin melakukan kolaborasi, konsultasi, bahkan merujuk kliennya, Varney kemudian menyempurnakan proses manajemen kebidanan menjadi 7 langkah. Ia menambahkan langkah III agar bidan lebih kritis mengantisispasi masalah yang mungkin akan dialami klien.

PRINSIP MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT ACNM (AMARICAN COLLEGE OF NURSE MIDWIFE)TAHUN 1999
Proses manajemen kebidanan, berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh American College of Nurse Midwife 1999 adalah sebagai berikut:
1.      Secara sistematis mengumpulakan dan memperbaharui data yang lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif tentang kondisi kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2.     Mengindentifikasi masalah dan membuat diagnosis berdasarkan interpretasi data dasar.
3.    Mengidentifikasi kebutuhan akan layanan kesehatan dalam menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan layanan tujuan layanan kesehatan bersama klien.
4.    Memberi informasi dan dukungan sehingga klien dapat mengambil keputusan dan bertanggungjawab terhadap kesehtannnya.
5.     Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
6.    Secara pribadi bertanggungjawab terhadap implementasi rencana individual, melakukan konsultasi perencanaan, dan melaksankan manajemen dengan kolaborasi, serta merujuk klien untuk mendapatkan asuhan yang selanjutnya.
7.     Merencanakan manajemen untuk komplikasi tertentu, situasi darurat, dan jika ada penyimpangan dari keadaan normal.
8.    Melakukan evaluasi bersama kilen tentang pencapaian layanan kesehatan dan merivisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN
Langkah-langkah asuhan kebidanan:
1.      Pengkajian data asuhan kebidanan
Dalam tahap ini data atau fakta dikumpulkan adalah data subjek dan data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum didokumentasikan.
a.       Data Subjektif, informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien/kilen (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan dan kesehatan (allo anamnesis).
b.       Data Objektif, penunjang; hasil laboratorium seperti VDRL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun USG  yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah. Data yang telah dikumpul diolah, dengan kebutuhan pasien kemudian dilakukan pengolahan data yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan yang lainnya sehingga menunjukkan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk menunjukkan fakta berdasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah dianalisis dan hasilnya didokumentasikan.
2.     Penentuan diagnosis kebidanan
Setelah menentukan masalah dan masalah utama selanjutnya bidan memutuskan dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, pemyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud mencakup masalah potensial dan prognosis hasil dari perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut dengan diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis kebidanan, pengetahuan keprofesian sangat diperlukan. Penentuan diagnosisi bidan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.       Kondisi pasien terkait dengan masalahnya
b.       Masalah utama dan penyebab utama terhadap resiko
c.       Masalah potensial
d.       Prognosisi, tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut:
1)        Diagnosisi kebidanan yang sama dengan diagnosis medis seperti anemia ibu hamil, retensio plasenta, plasenta previa, dll.
2)       Masalah diidentifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan dengan didukung oleh data subjektif dan objektif seperti cemas, potensial atonia uteri, dll.
3)      Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya penyuluhan gizi pada ibu hamil.
3.    Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi. Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut:
a.       Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan
b.       Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai dalam tujuan tersebut.
c.       Mencaatat langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi ataupun rujukan sesuai dengan tujuan masing-masing yang telah ditentukan.
d.       Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan dalam rencana kegiatan juga dicatat kriteria evaluasi dan keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil tindakan perlu dicatat untuk mengukur kebarhasilan dari pelaksanaan asuhan yang dilakukan. Bila kegiatan asuhan mengikuti kriteria dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, maka masalah telah dapat diatasi dan apabila terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian, maka bidan harus kembali ke langkah pertama.
4.    Pelaksanaan
Dalam melaksankan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana yang sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksaan juga termasuk penanganan kasus-kasus yang memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan tindakan kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat.
5.     Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi yang perlu dlaksanakan adalah mencatat proses manajemen kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi atau analisis masalah selanjutnya bila diperlukan.
Dalam prakteknya langkah-langkah asuhan kebidanan tersebut ditulis dengan menggunakan SOAP, sebagaimana contoh tersebut:





LANGKAH-LANGKAH
PENERAPAN DALAM METODE DOKUMENTASI
7 LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN
5 LANGKAH ASUHAN KEBIDANAN
LANGKAH I
LANGKAH I
S DAN O
S DAN O
LANGKAH II

LANGKAH II

A

A
LANGKAH III
LANGKAH IV
LANGKAH V
LANGKAH III
P

P
LANGKAH VI
LANGKAH IV
I
LANGKAH VII
LANGKAH V
E

 Langkah-langkah manajemen kebidanan menurut Varney (1997), yaitu sebagai berikut:
1.      Pengumpulan data dasar
2.     Interpretasi data dasar
3.    Identifikasi diagnosis atau masalah potensial
4.    Identifikasi dan penetapan kebutuhan yang memerlukan penaganan segera
5.     Perencaan asuhan secara menyeluruh
6.    Pelaksanaan perencanaan
7.     Evaluasi
NO.
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN KEBIDANAN
PENJELASANNYA
1
Pengumpulan data dasar
1.      Kumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Jika pasien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan ke dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan memerlukan konsultasi.
2
Interpretasi data dasar
1.       Identifikasi diagnosis, masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis, tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap pasien. Misalnya:
a.       Wanita pada trimester ke-3 merasa takut terhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Persaan tajut tidak termasuk dalam kategori nomenklatur standar diagnosis, tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan perencanaan untuk menangainya.
b.       Wanita post partum yang mengalami rasa nyeri pada daerah perineum setelah dilakukan episiotomi dan dilakukan penjahitan pada luka tersebut. Perasaan nyeri tidak termasuk dalam kategori nomenklatur diagnosis, tetapi ini merupakan masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa nyeri pada perineum.
2.       
3
Identifikasi diagnosis atau masalah potensial
1.       Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosis yang sudah diidentifikasi
4
Identifikasi dan penetapan kebutuhan yang memerlukan penaganan segera
1.       Bidan atau dokter mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi kesehtan klien.
5
Perencaan asuhan secara menyeluruh
1.       Direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya secra rasional.
2.      Langkah ini merupakan kelanjutan manajeman terhadap diagnosisi atau masalah yang telaah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi sebagai kerangka pedoman antisipasi langkah apa yang akan terjadi pada wanita tersebut, apakah dibutuhkan penyuluhan atau konseling, merujuk pasien jika ada masalah yang berkaitaan dengan sosial-ekonomi, kultur, dan psikologis.
6
Pelaksanaan perencanaan
1.       Rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah 5 dilaksankan secara efisien dan aman. Perencanaan dapat dilakukan seluruhnya tau sebagian oleh bidan dan oleh pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
2.      Perencanaan bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
7
Evaluasi
1.       Dilakukan evaluasi terhadap keefektifan asuhan yang sudah diberikan mencakup pemenuhan kebutuhan. Proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum sehingga perlu mengulang kembali adari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi proses rencana asuhan tersebut.
2.      Langkah-langkah manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis. Proses manajemen berlangsung dalam situasi klinis dan dua langkah yang terakhir bargantung pada pasien.




Dibawah ini daftar nomenklaktur diagnosis kebidanan
NO
DIAGNOSIS NOMENKLAKTUR
NO
DIAGNOSIS NOMENKLATUR
1
Kehamilan normal
36
Infertio uteri
2
Partus normal
37
Bayi besar
3
Syok
38
Malaria berat dengan komplikasi
4
Denyut Jantung Janin tidak normal
39
Malaria ringan tanpa komplikasi
5
Abortus
40
Mekonium
6
Solusio plasenta
41
Meningitis
7
Akut pielo nefritis
42
Metritis
8
Amnionitis
43
Migren
9
Anemia ringan/berat
44
kehamilan mola
10
Apendisitis
45
Kehamilan ganda
11
Atonia uteri
46
Pertus macet
12
Post partum normal
47
Posisi oksiput posterior
13
Infeksi mamae
48
Posisi oksiput melintang
14
Pembengkakn mamae
49
Kista ovarium
15
Presentasi bokong
50
Abses pelvik
16
Asma bronkhiale
51
Peritonitis
17
Presentasi dagu
52
Plasenta previa
18
Disproporsi sevalopelvik
53
Pnemonia
19
Hipertensi kronik
54
Preeklampsia berat atau ringan
20
Koagulupati
55
Hipertensi karena kehamilan
21
Presentasi ganda
56
Ketuban pecah dini
22
Cystitis
57
Partus prematuritas
23
Eklampsia
58
Prolapsus talipusat
24
Kehamilan ektopik
59
Partus fase laten lama
25
Ensefalitis
60
Partus kala II lama
26
Epilepsi
61
Retensio plasenta
27
Hidramnion
62
Retensio sisa plasenta
28
Presentasi muka
63
Ruptura uteri
29
Persalinan semu
64
Bekas luka uteri
30
Kematian janin
65
Presentasi bahu
31
Hemoragik antepartum
66
Distosia bahu
32
Hemoragik postpartum
67
Robekan serviks dan vagina
33
Gagal jantung
68
Tetanus
34
Inersia uteri
69
Letak lintang
35
Infeksi luka

Sumber: WHO-UNFPA, 2000
            Contoh masalah kebidanan antara lain:
1.      Ibu kurang informasi
2.     Ibu tidak pernah ANC
3.    Merasa nyeri pada luka episiotomi, luka pasca sectio cesarea
4.    Keluhan mulas yang mengganggu rasa nyaman
5.     Merasa sakit pada payudara yang bengkak
6.    Merasa tajut atau cemas menghadapi persalianan
7.     Merasa pusing, mual, dan muntah pada kehamilan muda
8.    Merasa pusing karena hipertensi, hipotensi, dan atau perdarahan,
9.    Perut merasa berat pada kehamilan sungsang
10.  Merasa nyeri pada infeksi luka
Contoh diagnosis potensial antara lain:
1.      Anemia ringan potensial ke anemia berat
2.     Perdarahan potensial ke hipotensi potensial ke syok
3.    Preeklampsia ringan potensial ke preeklampsia berat atau potensial ke eklampsia
4.    Luak episiotomi, luka pasca SC potensial ke infeksi
5.     Sisa plasenta potensial ke infeksi atau potensial ke perdarahan
6.    Distosia bahu potensial ke persalinan macet
7.     Letak sungsang potensial ke persalinan macet
8.    Bayi besar potensial ke persalinan macet
9.    Kehamilan dengan anemia ringan/berat potensial ke infeksi, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), partus prematur, abortus
10.  BBLR potensial ke hipotermi, infeksi, asfiksia
11.   Ketuban Pecah Dini (KPD) potensial ke infeksi dan asfiksia/gawat janin
12.  Air ketuban bercampur mekonium potensial ke infeksi dan asfiksia
13.  Partus lama potensial terjadi asfiksia, infeksi, atonia uteri
14.  Hipertensi pada kehamilan potensial ke Preeklampsia ringan potensial ke preeklampsia berat atau potensial ke eklampsia
15.  Abortus provokatus potensial ke infeksi, perdarahan
16.  Abortus imminens potensial ke abortus inkomplit, komplit






SUMBER PUSTAKA
1.       Muslihatun. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
2.       Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery. Philadelpia: Davis Compani
3.       Lawinto. 2000. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Carolus.
4.       Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC.
5.       Handajani, Sutjiati Dwi. 2010. Manajemen Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
6.       Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar