DASAR PEMIKIRAN, FOKUS, DAN TUJUAN DALAM TEORI KEBIDANAN
TEORI-TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN MENURUT TEORI:
1.
REVA
RUBIN
2.
RAMONA
MERCER
3.
ELA
JOY LEHRMAN
4.
ERNESTINE
5.
JEN
BALL
6.
TEORI
OREM
A. TEORI REVA RUBIN
Menekan pada
pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita
memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan
demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan
di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil
sudah memiliki harapan-harapan antara lain:
1.
kesejahteraan ibu dan bayi
2.
penerimaan dari masyarakat
3.
penentuan identitas diri
4.
mengetahui tentang arti memberi dan menerima
perubahan umum pada perempuan hamil
1.
ketergantungan dan butuh perhatian
2.
membutuhkan sosialisasi
Tahap-tahap Psikologis yang Biasa Dilalui oleh Calon
Ibu dalam Mencapai Perannya:
1.
Anticipatory Stage
seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan
anak yang lain.
2.
Honeymoon Stage
ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini
ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
3.
Plateu Stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap
ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan
sendiri.
4.
Disengagement
Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir. Aspek-aspek yang
diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri
dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya
sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah
berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
Arti dan Efek Kehamilan pada Pasangan
1.
pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada
kehamilan 8 (delapan) bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.
2.
lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial
selama wanita hamil.
3.
anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari
tiga macam perbedaan:
a.
hubungan ibu dengan pasangan
b.
hubungan ibu dengan janin yang berkembang
c.
hubungan ibu dengan individu yang unik
4.
ibu tidk pernah lagi menjadi sendiri
5.
tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam
kehamilan:
a.
percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin
dalam satu tubuh
b.
persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada
kelahiran janin
c.
penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan
peran transisi.
6.
reaksi yang umum pada kehamilan:
a.
Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.
b.
Trimester dua: parasaan enak metykebutuhan untuk
mempelajari perkembangan dan pertumbuhan janin menjadi narsistik, pasif,
introvent, egosentrik dan self centered.
c.
Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, jelek,
menjadi introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Aspek yang Diidentifikasi dalam Peran Ibu:
1.
gambaran tentang idaman bayi sehat.
2.
gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman
yang dia lakukan.
3.
gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah
nifas.
Beberapa Tahapan Aktifitas Penting Sebelum Seseorang
Menjadi Seorang Ibu
1.
Taking on (tahapan meniru)
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru
dan melakukan peran seorang ibu.
2. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion,
projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-model
yang sesuai dengan keinginannya.
3. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya.
Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.
Adaptasi Psikososial pada Masa Post Partum:
Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di
pengaruhi oleh:
1.
respon dan dukungan dari keluarga
2.
hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan
3.
pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu
4.
budaya
Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga
tahap yaitu:
1.
Periode Taking
In (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)
a.
ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
b.
perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada
perubahan tubuhnya
c.
ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika
melahirakan
d.
memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan
keadaan tubuh kekondisi normal
e.
nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga
membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
2.
Periode Taking
Hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)
a.
ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan
meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
b.
ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi
tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh
c.
ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan
kritikan pribadi
d.
ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi
seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
e.
kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena
merasa tidak mampu membesarkan bayinya
3.
Periode Letting
Go
a.
terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi
oleh dukungan serta perhatian keluarga
b.
ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi
dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan
dan hubungan social
B. TEORI RAMONA MARCER
Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum
melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua
pokok bahasan:
1.
Efek Stress Anterpartum
stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko
kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang
di berikan adalah : memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak
percayaan ibu.
Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
a.
Hubungan Interpersonal
b.
Peran keluarga
c.
Stress anterpartum
d.
Dukungan social
e.
Rasa percaya diri
f.
Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
Maternal role menurut mercer adalah bagai mana
seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan
penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
2.
Pencapaian Peran Ibu
Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan
bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut
mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik
yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu
hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko
kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan
dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress
anterpartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa
kehamilan (Trisemester I, II dan III)
merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa
menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan
terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan
asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis
(normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:
a.
Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan
perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan
perkembangan bayinya.
b.
Ibu memerlukan sosialisasi
c.
Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya
d.
Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima
kehamilan kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menurut
Mercer:
1. Anticipatory
Saat sebelum
wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian social dan
psikologis dengan mempelajri segala sesuatu yang di butuhkan untuk menjadi
seorang ibu.
2. Formal
Wanita memasuki
peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi
system social
3. Informal
Di mana wanita
telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya
4. Personal
merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya
sebagai ibu.
![]() |
Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh
faktor –faktor sebagai berikut:
1. Faktor ibu
a.
Umur ibu pada saat melahirkan
b.
Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali
c.
Stress social
d.
Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya
e.
Dukungan social
f.
Konsep diri
g.
Sifat pribadi
h.
Sikap terhadap membesarkan anak
i.
Status kesehatan ibu.
2. Faktor bayi
a.
Temperament
b.
Kesehatan bayi
3. Faktor-faktor lainnya
a.
Latar belakang etnik
b.
Status pekawinan
c.
Status ekonomi
Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan
adanya empat factor pendukung:
1.
Emotional support
Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
2.
Informational support
Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat
membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri
3.
Physical support
Misalnya dengan
membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana
4.
Appraisal support
Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan
pencapaiaan peran ibu.
![]() |
C. TEORI JEAN BALL
Selama masa
nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan.Perubahan yang terjadi pada masa
nifas tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan juga psikologis atau
kejiwaan.
Sehingga,pemberian edukasi tentang informasi yang
berkaitandengan masa nifas sangat perlu diberikan pada ibu dalam masanifas.
Setiap masa nifas dapat berkembang menjadi masalah ataukomplikasi.
Oleh karena
itu, pelayanan/asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan
yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnyadengan selamat
dan bayinyapun sehat.
Pengertian
Teori Teori Jean Ball adalah dasar
pemikiran menurut penelitian yang bernama Jean Ball, yang konsekuensinya telah
diuji dan menunjukkan hasil yang nyata.
Teori ini
mengemukakan tentang keseimbangan emosional ibu, yang diibaratkan pada kursi “goyang”.
Teori ini
sering disebut teori kursi goyang karna
tingkat emosional seorang ibu harus berada pada titik seimbang (stabil)
sehingga mirip dengan kursi goyang dimana beban harus seimbang pada titik tumpu,
karena jika tidak kursi akan condong kearah yang memiliki beban yang berat,
begitu juga dengan pengendalian emosional seseorang, jika seseorang (wanita)
mampu mengendalikan tingkat emosionalnya berarti orang tersebut memiliki
tingkat emosional yang rendah dan terkendali atau sebaliknya.
Semua itu dapat
kita lihat dalam berbagai keunikan tindakan yang diambil ibu dalam mendidik dan
membesarkan anak-anaknya.
Dalam hal ini
dukungan dari suami dan keluarga sangat diperlukan demi psikologis (kejiwaan)
seorang ibu.
Sisi penyangga
atau support terhadap kepribadian keluarga. Dukungan terhadap perubahan
kepribadian / kebiasaan hidup wanita sangat diperlukan, agar wanita tersebut
tidak merasa down terhadap tingkat perubahan diri yang tidak disadarinya.
Kesejahteraan keibuan seseorang wanita sangat bergantung terhadap efektifitas
ke 3 elemen tersebut. Jika kursi goyang tidak bisa ditegakkan, maka tidak
nyaman untuk diduduki ( dilakukan )
Tujuan asuhan
maternitas agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun
psikologis. Ada dua teori Jean ball yaitu:
1.
Teori stress
coping dan support Tingkat emosional sangat
mempengaruhi mental ibu, oleh karena itu dukungan atau support dan motifasi
dari keluarga terhadap perubahan-perubahan yang timbul terutama perubahan yang
bersifat positif, support dari orang-orang terdekat si ibu sangat penting dan
di perlukan untuk menghindari stress, depresi post partum dan dampak-dampak
negatif lainnya.
2.
Teori dasar
Untuk menjadi seorang ibu meliputi berbagai aspek
di 2. Dukungan dari pihak Butuh kesiapan
jasmani dan rohani diantaranya, Perubahan mental ibu sebelum dan sesudah
keluarga
![]() |
Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga
elemen, yaitu:
1.
Pelayanan maternitas
2.
Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3.
Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian
keluarga
D. TEORI ERNESTINE WIEDENBACH
1.
The agent : mid wife
Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang
segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persipan menjadi orang tua.
2.
The recipient
Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut Widenbach
adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
3.
The Goal / purpose
Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan
tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal
4. The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:
a.
Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan
dan ide
b.
Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di
butuhkan (ministration)
c.
Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
d.
Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan
bantuan (coordination)
e.
The frame work meliputi lingkungan sosial, organisasi
dan profesi.
E. TEORI ELA JOY LEHRMAN DAN MORTEN
Teori ini mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek
dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan bersalin, Lehrman dan Morten
mengemukakan delapan konsep penting dalam pelayanan antenatal:
1.
Asuhan kebidanan yang berkesinambungan
2.
Keluarga sebagai pusat kebidanan
3.
Pendidikan dan konseling merupakan sebagian dari
asuhan
4.
Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan
5.
Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
6.
Advokasi dari pelayanan kebidanan
7.
Waktu
Morten (1991) menambahkan tiga macam dari teori
lehrman.
1.
Teknik terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan
dan penyembuhan, misalnya:
a.
Mendengar aktif
b.
Mengkaji
c.
Klasifikasi
d.
Humor
e.
Sikap yang tidak menuduh
f.
Pengakuan
g.
Fasilitasi
h.
Pemberian izin
2.
Pemberdayaan
Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan, bidan
melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam
mengkoreksi, memvalidasi, menilai dan member dukungan.
3.
Hubungan dengan sesama (rateral relationship)
Menjalin hubungan yang baik dengan pasien, bersikap
terbuka, sejalan dengan pasien, sehingga bidan dan pasien terlihat akrab.
Misalnya sifat empati dan membagi pengalaman.
F. TEORI OREM
Ada tiga yang terkait di dalamnya:
1.
Self care teori
Self care agent
adalah orang yang dapat memenuhi kebutuhan self dependent care agent ada bayi,
anak, orang tidak sadar atau sakit berat, termasuk perawat dan keluarga.
Konstribusi
yang terus menerus dari seorang dewasa terhadap kelanjutan aksistensi kesehatan
dan kesejahteraan. Individu pribadi yang memperkasai dan melakukan sendiri
aktifitas yang di perlukan untuk mempertahankan kehidupan kesehatan dan
kesejahteraan.
Menurut orem kebutuhan self care di bagi tiga
keterangan
a.
Universal self care (kebutuhan manusia tidur atas)
1)
Pemeliharaan kebutuhan udara
2)
Pemeliharaan kebutuhan makanan
3)
Penerapan dengan proses eliminasi
4)
Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat
5)
Keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
6)
Pemeliharaan dari yang membahayakan
7)
Peningkatan fungsi dan pengembangan manusia dalam
kelompok sosial.
b.
Dimana kebutuhan timbul menurut tahap perkembangan
(siklus kehadapan)
c.
Health deviation self care
Kebutuhan ini muncul akibat kesehatan tergangu sehingga juga berakibat
perubahan dalam sifat self care. Self
care deficit merupakan inti dari Orem
General Theory Of nursing menggambarakan kapan keperawatan di perlukan self
care deficit merupakan kriteria untuk mengidentisfikasi perlu tidaknya seorang
akan asuhan keperawatan.
2.
Self care dafisit teori
Bila individu mampu untuk memenuhi tuntutan self care maka kebutuhan untuk merawat
dirinya sendiri akan terpenuhi
3.
Nursing system teori
SUMBER PUSTAKA
1.
Estiwidani,
Dwiana dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
2. Purwandi, Atik. 2008. Konsep
Kebidanan Sejarah dan profesionalisme. Jakarta: EGC.
3. Sujianti dan Susanti. 2009. Buku
Ajar Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.
4. Soepardan, Suryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar