METODE
PENELITIAN EKSPERIMEN
A. PENGERTIAN
Bila
dilihat dari tingkat kealamiahan (setting)
tempat penelitian, terdapat tiga metode penelitian yaitu:
1.
Penelitian
ekperimen (Metode ekperimen termasuk dalam metode penelitian kuantitatif.
Penelitian ekperimen dilakukan di laboratorium)
2.
Survey
3.
Naturalistik/
kualitatif (dilakukan dalam kondisi yang alamiah)
Dalam
penelitian ekperimen ada perlakuan (treatment),
sedangkan dalam penelitian naturalistik tidak ada perlakuan. Dengan demikian
metode penelitian ekperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif.
Metode
ini sebagai bagian dari metode kuantitatif mempunyai
ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrolnya.
B. BEBERAPA
BENTUK DESAIN EKSPERIMEN
Terdapat
beberapa bentuk desain ekperimen yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu:
1.
Pre-Experimental
Design (Nondesigns)
Dikatakan
Pre-Experimental Design karena design
ini merupakan eksperimen sunguh-sungguh. Mengapa? karena masih terdapat
variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Jadi hasil ekperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata
dipengaruhi oleh varibel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya
variabel control dan sampel tidak dipilih secara random.
Bentuk
Pre-Experimental Design ada beberapa
macam yaitu:
a.
One Shot Case Study
Paradigm
dalam penelitian ekperimen ini dapat digambarkan seperti berikut:
X O
X= treatman yang
diberikan (variabel Independen)
O= obsevasi
(variabel dependen)
Model ekperimen
dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi
treatmen/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatmen adalah
sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel dependen).
Contoh:
“Pengaruh alat kerja diklat (X) terhadap
produktivitas kerja karyawan (O)”
Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan
alat kerja baru kemudian setelah sebulan diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap
produktivitas kerja diukur dengan membandingkan produktivitas sebelum
menggunakan alat baru dengan produktivitas setelah menggunakan alat baru.
(Misalnya selalu menggunakan alat baru produktivitasnya 150/jam dan setelah
menggunakan alat baru produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat baru adalah
500-150= 350/jam.
b.
One Group Pretest-Posttest Design
Kalau pada design no.a tidak ada pretest maka
design ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan. Design ini dapat digambarkan sebagai berikut:
O1 X O2
O1= Nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2= Nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat
terhadap prestasi kerja pegawai = (O2
– O1)
c.
Intac Group Comparison
Pada design
ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua,
yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah
untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan. Paradigm perlakuannya
dapat digambarkan sebagai berikut:
X O1
O2
O1= hasil pengukuran setangah kelompok yang
diberi perlakuan
O2= hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak
diberi perlakuan
Contoh:
“terdapat
sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam melaksanakan
pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (O1), dan
setengahnya lagi menggunakan lampu yang kurang terang (O2). Setelah
beberapa minggu diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih
produktif. Jadi pengaruh cahaya lampu terhadap produktivitas kerja adalah (O1
- O2).”
Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga
bentuk design pre eksperimen itu bis diterapkan untuk penelitian, akan banyak
variabel-variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga
validitas internal menjadi rendah.
2.
True-Experimental
Design
Dikatakan True-Experimental Design (eksperimen yang betul-betul) karena dalam
desogn ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya penelitian.
Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.
Cirri utama dari True-Experimental adalah
bahwa sampel digunakan untuk eksperimen
maupun sebagai kelompok control diambil secara random dari populasi tertentu.
Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel dipilih secara random.
Disini dikemukakan dua bentuk
design True-Experimental yaitu:
1) Posttest
Only Control Design
R X O2
R O4
Dalam design
ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok
eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (O1
: O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatmen
dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya; Kalau
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperiemen dan kelompok
kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
2) Pretest
Posttest Control Group Design
R O1 X O2
R O3 O4
Dalam design
ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok control. Hasil pretest yang baik bilai nilai kelompok ekperimen tidak
berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1)
– (O4 – O3).
3.
Factorial Design
Design
factorial merupakan modifikasi dari design true experiemental, yaitu dengan
memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan
(variabel independent) terhadap hasil (variabel dependen).
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat. Untuk
itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis
kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.
4.
Quasi-Experimental
Design
Bentuk
design eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilakasanakan. Design ini
mempunyai kelompok control tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperiemen.
Berikut
dikemukakan bentuk design Quasi-Experimental
yaitu:
a. Time Series
Design
Dalam design
ini kelompok yang digunkan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum
diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan. Bila hasil pretest selama 4 kali ternyata nilainya berbeda-beda,
berarti kelompok tersebut dalam keadaan labil, tidak menetu, dan tidak
konsisten. Design ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak
memerlukan kelompok control.
b. Nonequivalent
Control Group Design
Design ini hamper
sama dengan pretest-posttest control
group design, hanya pada design ini kelompok eksperimen tidak dipilih
secara random.
Contoh:
Dilakuakan penelitian untuk mencari pengaruh
perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan. Design penelitian
dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut
setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan setemhag diberi perlakuan
tidak lagi.
SUMBER:
Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan
Ismael. 2016. Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Sugiyono,
2016. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
SEMOGA
BERMANFAAT………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar