Selasa, 22 Desember 2015

SISTEM KARDIOVASKULER



SISTEM KARDIOVASKULER

1.         Struktur sistem kardiovaskuler (anatomi jantung dan pembuluh darah
2.         Sirkulasi janin
3.         Sirkulasi orang dewasa
PENDAHULUAN
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik
A.        FUNGSI UMUM JANTUNG
1.       Sifat ritmisitas/otomatis. Jantung secara potensial dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar. Jantung dapat membentuk rangsangan sendiri. Pada keadaan fisiologis sel-sel miokardium memiliki daya kontraktilitas yang tinggi.
2.       Mengikuti hukum gagal atau tuntas. Bila inpuls (rangsangan) mencapai amrang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal, sebab susunan otot jantung sensitif sehingga impuls jantung segera mencapai semua bagian jantung. Jantung selalu berkontraksi dengan kekuatan yang sama. Kekuatan kotraksi dapat berubah-ubah bergantung pada faktor tertentu, misalnya serat otot jantung, suhu, dan hormon tertentu.
3.       Tidak dapat berkontraksi tetanik. Refraktor absolut pada otot jantung berlangsung sapai sepertiga masa relaksasi jantung merupakan upaya tubuh untuk melindungi diri.
4.       Kekuatan kontrkasi dipengaruhi panjang awal otot. Bila seberkas otot rangka diregang kemudian dirangsang secara maksimal, otot tersebut akan berkontraksi dengan kekuatan tertentu. Serat otot jantung akan bertambah panjang bila volume diastoliknya bertambah. Bila peningkatan distolik melampampaui batas tertentu kekuatan kontraksi akan menurun kembali.
B.        LETAK JANTUNG
1.       Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta III-1.
2.       Samping berhubungan dengan paru dan fasia mediastilasis.
3.       Atas setinggi torakal IV dan servikal II, berhubungan dengan aorta pulmonalis, bronkus dektra, dan bronkus sinistra.
4.       Belakang alat mediastinum posterior, esofagus, aorta desendens, vena sigos, dan kolumna vertebra torakalis.
5.       Bagian bawah berhubungan dengan diagfragma (otot berbentuk kubah yang jika sedang relaks akan memipih, saat berkontraksi akan memperbesar rongga)
C.         UKURAN DAN BENTUK JANTUNG
1.       Jantung adalah organ berongga dan memiliki 4 ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga thoraks, 2/3 jantung terletak disebelah kiri garis medisternal. Jantung dilindungi oleh mediastinum.
2.       Jantung berukuran ± sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang menerucut (apeks) mengarah ke panggul kiri.
D.        LAPISAN JANTUNG
1.       Perikardium. Pembungkus Lapisan yang merupakan kantong pembungkus jantung, terletak di dalam mediastinum minus, terletak dibelakang korpus sterni dan rawan iga II-VI.
a.        Perikardium fibrosusm (viseral), bersatu dengan pembuluh darah besar.
b.       Perikardium serosum (parieltal), mengandung sedikit cairan yang berfungsi pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung.
2.       Miokardium. Lapisan otot jantung menerima darah dari arteru koronaria.
3.       Endokardium. Permukaan dalam jantung.
E.         BAGIAN-BAGIAN JANTUNG
1.       Basis kordis
Bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar (aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena kafa superior), dibentuk oleh atrium sinistra, dan sebagian atrium dekstr. Bagian posterior berbatasan dengan aorta desendens, esofagus, vena azigos, duktus torasikus, terdapat setinggi vertebra ruas VIII.
2.       Apeks kordis
Bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut timpul. Bagian ini dibentuk oleh ujung ventrikel sinistra dan dekstra. Bagian apek tertutup oleh paru dan pleura sinistra dari bagian thoraks.
F.         PERMUKAAN JANTUNG
1.       Fasies sternokostalis, permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan dinding depan thoraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra, dan sedikit ventrikel sinistra.
2.       Fasies dorsalis, permukaan jantung menghadap ke belakang, berbentuk segi empat, berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh atrium dinding sinistra, dan sebagian atrium dekstr, dan sebagian kecil dinding ventrikel sinistra.
3.       Fasies digfragmatika, permukaan bagian bawah jantung yang berbatas dengan sentrum tendinium diagfragma, dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
G.         ALUR PERMUKAAN JANTUNG
1.       Sulkus koroner (arteioventrikuler). Mengelilingi jantung diantara atrium dan ventrikel.
2.       Sulkus longitudinalis. Batas antara kedua ventrikel dari depan.
3.       Sulkus longitudinalis posterior. Batas antara kedua ventrikel dari belakang bawah.
H.        RUANG JANTUNG
1.       2 atrium (kanan dan kiri) dinding otot tipis, tekanan rendah.  Dipisahkan oleh septum interatriorum.
a.        Vena kafa superior. Tidak mempunyai katup mengembalikan darah dari separoh atas tubuh.
b.       Vena kafa inferor. Mengembalikan darah dari jantung dari separoh badan bagian bawah.
c.        Sinus koronarius. Bermuara ke dalam atrium kanan antara vena kafa inverior dengan ostium ventrikuler.
d.       Osteum arteioventrukuler. Dilindungi oleh valvula dekstra.
2.       2 ventrikel (kanan dan kiri) didnding otot tebal, tekanan tinggi. Dipisahkan oleh septum inter-ventrikulorum.
3.       Atrium dan ventrikel dihubungkan oleh orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.
I.          KATUP JANTUNG
1.       Katup Trikuspid. Berada di antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Mengalirkan darah dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan. Terdiri dari tiga daun katup.
2.       Katup pulmonal. Terdiri dari 3 daun katup. Mengalirkan darah dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
3.       Katup bikuspid. Terdiri dari dua daun katup. Mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri.
4.       Katup Aorta. Terdiri dari tiga daun katup. Mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
J.           ALIRAN DARAH KE JANTUNG
K.        SIRKULASI KORONER


ANATOMI PEMBULUH DARAH

Pembuluh darah adalah Saluran khusus untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh mulai dari jantung dan segera kembali ke jantung.
Fungsi pembuluh darah adalah mengangkut (transportasi) darah dari jantung keseluruh bagian tubuh dan mengangkut kembali darah yang sudah dipakai ke jantung.
Sistem pembuluh terdiri dari tiga jenis yaitu:
1.         Arteri. Atau pembuluh darah nadi merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh tubuh. Berdiameter besar, berdinding tebal dan elastic. Membawa darah keluar dari jantung ke bagian tubuh lainnya dan membawa darah yang dideoksigenasi, kecuali arteri pulmonalis
a.        Arteriola adalah arteri-arteri kecil.
b.       Aorta. Merupakan saluran darah yang terbesar dalam tubuh. Aorta membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh
c.        Arteri Coronaria. Merupakan saluran yang membawa oksigen dan nutrisi pada jaringan otot jantung.
d.       Arteri Pulmonalis. Merupakan saluran yang membawa darah kurang oksigen dari ventrikel kanan ke paru-paru.
 

2.         Venula. Mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap bergabung mennadi vena yang semakin besar
3.         Vena.
a.          Vena Berfungsi mengalirkan darah kembali menuju ke jantung. Memiliki dinding yang lebih tipis, serta  jaringan otot polos dan jaringan ikat sedikit.
b.          Vena cava superior. Vena dari kepala dan dari tubuh bagian atas menuju ke vena cava yang berakhir pada atrium kanan
c.          Vena cava inferior, vena dari kaki dan tubuh bagian bawah menuju ke vana cava yang berakhir pada atrium kanan
d.          Vena pulmonalis, merupakan saluran yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke atrium kiri.
e.          Kapiler, merupakan pembuluh darah yang sangat halus yang menghubungkan arteriola dengan venula. Dindingnya tipis memungkinkan pertukaran zat-zat nutrisi dan zat-zat lain (seperti oksigen dan karbon dioksida) antara darah dan sel-sel tubuh.
a.        Kapiler arteri, tempat berakhirnya arteri. Lapisan yang sangat tipis ini memungkinkan caairan darah/limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan, membawa air, mineral, dan zat makanan. Menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbon dioksida.
b.       Kapiler vena. Membawa zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan sel berupa zat eksresi dan CO2
c.        Fungsi kapiler:
1)        Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
2)        Tempat terjadinya pertukaran zat darah dan cairan jaringan
3)        Mengambil hasil dari kelenjar
4)        Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus
5)        Menyaring darah yang terdapat di gin

BAGAN PEMBULUH DARAH ARTERI DAN VENA
ARTERI KEPALA
VENA KEPALA DAN LEHER
ARTERI KEPALA DAN LEHER
ARTERI ANGGOTA GERAK ATAS
VENA ANGGOTA GERAK ATAS
ARTERI DINDING ABDOMEN
VENA DINDING ABDOMEN
ARTERI RONGGA PANGGUL
VENA RONGGA PANGGUL
ARTERI ANGGOTA GERAK BAWAH
VENA ANGGOTA GERAK BAWAH




SIRKULASI DARAH JANIN
A.        ALIRAN BYPASS JANIN MELALUI JANTUNG
1.       Sebelum lahir
Sabagian besar darah dialihkan dari paru-paru janin yang belum berfungsi melalui foramen ovale, suatu pembekuan pada septum interatrium diantara atrium kanan dan atrium kiri. Darah terogsigenasi  dari vena umbilikalis memasuki atrium kanan dan mengalir ke atrium kiri, sehingga tidak melalui sirkuit pulmonar.
2.       Saat lahir
Sparu-paru mulai berfungsi dan foramen ovale mulai menutup. Sisi ini ditandai dengan adanya lekukan pada septum interatrium yang disebut fossa ovalis. Foramen ovale yang tidak tertutup disebut defek septum intratrium.
3.       Darah terogsigenasi yang belum melintasi foramen ovale pada janin, mengalir ke ventrikel kanan. Darah ini kemudian dibelokkan dari trunkus pilmonar menuju aorta melalui duktus arteriosus. Duktus ini menutup setelah lahir dan meninggalkan sisa fibrosa yang disebut ligamentum arteriosum. Jika lintasan ini tidak menutup, maka akan mengakibatkan defek jantung yang disebut duktus arteriosusu paten.
Pada janin, pertukaran gas dan metabolit dilakukan oleh plasenta. Paru-paru tidak memberikan pertukaran gas, dan pembuluh darah dalam sirkulasi paru mengalami vasokonstriksi (tahanan vaskularnya tinggi).
Ada 3 bagian penting pada janin untuk sistem kardiovaskular: duktus venosus (tempat dimana darah teroksigenasi dari vena umbilikalis bercampur dengan darah vena cava inferior yang kurang teroksigenasi dari bagian bawah tubuh janin), duktus arteriosus (duktus yang menghubungan aorta dan arteri pulmonalis janin) dan foramen ovale (foramen yang terletak di antara atrium kiri dan kanan).
1.         Sirkulasi janin adalah sebagai berikut:
Darah teroksigenasi yang kembali dari plasenta yang berasal dari ibu (PO2 sekitar 30-35 mmHg) mengalir ke janin melalui vena umbilikalis. Sekitar 50% darah v.umbilikalis masuk sirkulasi hepatis. Sisanya bergabung dengan v.cava inferior melalui duktus venosus. Kombinasi darah teroksigenasi dari v.umbilikalis dan darah kurang teroksigenasi dari bagian bawah tubuh janin ini (PO­2 sekitar 26-28 mmHg) masuk ke atrium kanan dan diarahkan secara khusus melewati foramen ovale ke atrium kiri. Kemudian darah dari atrium kiri, masuk ke ventrikel kiri dan menuju ke aorta ascendens. Darah dari v.cava superior janin yang sangat kurang teroksigenasi (PO­2 12-14 mmHg), masuk ke atrium kanan dan secara khusus melintasi katup trikuspidalis menuju ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah diejeksikan ke dalam a.pulmonalis, namun karena sirkulasi a.pulmonalis vasokonstriksi, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan tersebut mengalir melalui duktus arteriosus ke dalam aorta descendens (dan juga bercampur dengan darah dari aorta ascendens) untuk terus ke bagian bawah tubuh janin, juga untuk kembali ke plasenta melalui arteri umbilikalis. Hanya sedikit darah dari ventrikel kanan yang menuju ke paru janin.
Dengan demikian, tubuh bagian atas janin, dialiri hanya oleh darah dari ventrikel kiri yang mempunyai PO2 sedikit lebih tinggi daripada darah yang melewati bagian bawah tubuh janin yang berasal dari ventrikel kanan. Hanya sedikit volume darah dari aorta ascendens (10% dari curah jantung janin) mengalir melewati isthmus aorta ke aorta descendens. Dengan demikian juga, selama kehidupan janin ventrikel kanan tidak hanya memompa melewati tekanan darah sistemik tetapi melakukan kerja dengan volume yang lebih besar daripada ventrikel kiri.
2.         Perubahan sirkulasi yang terjadi setelah lahir:
Ketika janin dilahirkan, segera bayi menghisap udara dan menangis kuat. Dengan demikian paru-parunya akan berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terhisap ke dalam paru-paru (tahanan vaskular paru menurun dan aliran darah pulmonal meningkat). Duktus arteriosus menutup dan tidak berfungsi lagi, demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan tertutup sehingga selanjutnya tidak berfungsi lagi. Tahanan vaskular sistemik juga meningkat. Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan mengalami obliterasi. Dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.
3.         Terdapat perbedaan-perbedaan mendasar antara sirkulasi janin dan pada bayi, sesuai dengan fungsinya:
a.        Pada janin, terdapat pirau intrakardiak (foramen ovale) dan pirau ekstrakardiak (duktus arteriosus Botalli dan duktus venosus Arantii) yang efektif. Arah piraunya dari kanan ke kiri. Pada sirkulasi pascalahir, pirau tersebut tidak lagi ada.
b.       Pada janin, ventrikel kiri dan kanan bekerja serentak, sedangkan pada keadaan pascalahir, ventrikel kiri berkontraksi sedikit lebih awal dari ventrikel kanan.
c.        Pada janin, ventrikel kanan bekerja dengan melawan tahanan yang lebih besar (tahanan sistemik), sedangkan ventrikel kiri bekerja dengan melawan tahanan yang lebih rendah (plasenta). Pada keadaan pascalahir, ventrikel kanan akan bekerja melawan tahanan paru yang lebih rendah daripada tahanan sistemik yang dilawan oleh ventrikel kiri.
d.       Pada janin, darah yang dipompa oleh ventrikel kanan sebagian besar menuju ke aorta melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian kecil yang menuju ke paru. Pada keadaan pascalahir, darah dari ventrikel kanan seluruhnya menuju ke paru.
e.        Pada janin, paru memperoleh oksigen dari darah yang mengambilnya dari plasenta, pascalahir paru memberi oksigen pada darah.
f.         Pada janin, plasenta merupakan tempat pertukaran gas, makanan dan ekskresi. Pada keadaan pascalahir, organ-organ lain mengambil alih berbagai fungsi tersebut.
g.        Pada janin, terjamin berjalannya sirkuit bertahanan rendah oleh karena ada plasenta. Pada keadaan pascalahir, hal ini tidak ada.



SIRKULASI DARAH ORANG DEWASA

Pada orang dewasa, jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.


1.         Sirkulasi sistemik
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil (kapiler).
Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang disebut dengan vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent. Dengan aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi disebut venule; terdapat hubungan antara arteriole dan venule “capillary bed” yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.

2.         Sirkulasi pulmonal
Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui v.cava superior dan v.cava inferior kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik).
Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi manusia adalah: Darah dari atrium kiri → melalui katup mitral ke ventrikel kiri → aorta ascendens – arcus aorta – aorta descendens – arteri sedang – arteriole → capillary bed → venule – vena sedang – vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) → atrium kanan → melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri.



HUBUNGAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN REPRODUKSI

A.     HUBUNGAN DENGAN REPRODUKSI WANITA DAN PRIA
Sistem reproduksi wanita dan laki-laki menerima darah oleh pembuluh darah yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah besar dalam tubuh, dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat kelainan pada jantung contohnya cardiomyopathy, kelainan katub jantung, arritmia.  Maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi, misalnya pada laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mampuan dalam melakukan hubungan seksual karena penambahan beban jantung saat aktifitas coitus. Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung bertambah berat, akibatnya jika sudah ada penyakit jantung maka penyakitnya jantungnya akan bertambah parah, dan penyakit jatung tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin. Saat seseorang berhubungan seksual aliran darahnya akan meningkat. Jika aliran darah meningkat, maka kebutuhan energi dan metabolismenya pun meningkat. Meningkatnya kebutuhan energi dan metabolisme ini akan memacu jantung berdetak lebih cepat. Bila kondisi jantung tidak normal, detak jantung yang semakin cepat dapat membuat beban jantung semakin berat. Kondisi ini bisa berakibat pada gagal jantung.
B.     MASA KEHAMILAN
Pada dua trimester pertama kehamilan, volume darah ibu yang bersirkulasi meningkat 40% (dari 3500 cm³ menjadi 5000 cm³). Penambahan volume ini disebabkan oleh menguatnya sistem renin-angiotension. Estrogen plasenta meningkatkan produksi angiotensinogen oleh hati, dan estrogen bersama dengan progesteron meningkatkan produksi enzim proteolitik, renin oleh ginjal. Renin memecah angiotensinogen untuk membentuk angiotensin I, yang dikonversi menjadi angiotensin II (AII) di dalam paru dan tempat lain. Peningkatan jumlah AII bekerja pada zona glomerulosa kelenjar adrenal untuk meningkatkan produksi aldosteron. Aldosteron merangsang penambahan volume melalui retensi natrium dan air. Kapasitas pengangkut oksigen harus dipertahankan saat terjadinya peningkatan volume darah yang bersirkulasi. Absorpsi besi meningkat untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin selama terjadi penambahan volume.
Hilangnya respon vaskuler perifer terhadap AII menyertai peningkatan volume darah yang bersirkulasi. AII merupakan vasokonstriktor poten dan hilangnya respon AII menyebabkan penurunan tekanan darah ibu selama awal trimester kedua. Hipotensi relatif ini terlihat pada sebagian besar wanita yang hamil walaupun terdapat peningkatan kadar AII. Tekanan darah ibu perlahan-lahan akan meningkat seperti kadar sebelum kehamilan pada trisemester ketiga. Progesteron merangsang relaksasi otot polos secara keseluruhan sehingga berperan pada perubahan tekanan darah ibu.
Gangguan Pada system kardiovaskular, dapat terjadi peningkatan kolesterol, HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan kadar HDL sehingga LDL dalam kondisi normal.
C.     PERAN VASKULER (PEMBULUH DARAH)
Ereksi sebenarnya sangat terkait dengan darah dan pembuluh darah. Ereksi disebabkan darah yang mengisi rongga penis sampai maksimal (dibatasi ukuran rongga, pembatas tunica albuginea). Proses pengisian ini membutuhkan pembuluh darah yang berfungsi baik. Tingkat ereksi tergantung pada keseimbangan aliran darah arteri menuju dan keluar dari rongga penis. Ketika aliran darah arteri rendah atau sedikit maka penis dalam kondisi tidak ereksi (flaccid). Bila aliran darah arteri menuju rongga penis meningkat dan aliran darah vena keluar terhambat, maka darah akan mengisi rongga penis, terjebak disana dan terjadilah ereksi. Banyak sedikitnya aliran darah dipengaruhi vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah. Kedua hal tersebut terjadi karena kemampuan kontraksi dan relaksasi otot polos dinding pembuluh.